Monday, August 31, 2015

Membandingkan cerita Cut Nyak Dien dan Diponegoro

Nama:  _____________                                                                                                      Kelas: ___
Tanggal: ____________
Membandingkan dua cerita
Cut Nyak Din
Untuk mendapatkan kekayaan alam, Belanda menduduki daerah Siak. Akibat dari Perjanjian Siak 1858. Di mana Sultan Ismail menyerahkan daerah Deli, Langkat, Asahan & Serdang kepada Belanda, padahal daerah-daerah itu sejak Sultan Iskandar Muda, berada di bawah kekuasaan Aceh.
Cut Nyak Din adalah pahlawan nasional, sang wanita baja dari tanah Aceh, Sumatera, tokoh pejuang kemerdekaan yang berkiprah sebelum masa kebangkitan nasional. Cut Nyak Din lahir di Lampadang Provinsi Aceh tahun 1850 dan wafat dalam pengasingan di Sumedang Jawa Barat 6 November 1908. Cut Nyak Din menikah pada usia 12 tahun dengan Teuku Cik Ibrahim Lamnga. Namun pada suatu pertempuran di Gletarum, Juni 1878, sang suami Teuku Ibrahim gugur. Cut Nyak Din akhirnya menikah kembali dengan Teuku Umar tahun 1880 yang juga seorang pejuang Aceh. Dalam perjuangannya Teuku Umar berpura-pura bekerjasama dengan Belanda sebagai taktik untuk memperoleh senjata dan perlengkapan perang lainnya. Sementara itu Cut Nyak Din berjuang melawan Belanda di kampung halaman Teuku Umar.
Untuk mengalahkan pertahanan dan perlawan Aceh, Belanda memakai tenaga ahli Dr. Christiaan Snouck Hurgronje yang menyamar selama 2 tahun di pedalaman Aceh untuk meneliti kebudayaan Aceh. Hasil penelitiannya dipakai untuk mengalahkan orang Aceh, misalnya para ulama harus dikalahkan.
Perjuangannya yang berat dengan bergerilya keluar masuk hutan membuat kondisi pasukan dan kesehatannya mengkhawatirkan. Merasa kasihan dengan kondisi pimpinannya, para pengawal Cut Nyak Dien akhirnya membuat kesepakatan dengan Belanda bahwa Cut Nyak Dien boleh ditangkap dengan catatan diperlakukan secara terhormat dan bukan sebagai penjahat perang. Setelah menjadi tawanan, ia diasingkan di Sumedang Jawa Barat tanggal 11 Desemeber 1905. Cut Nyak Dien akhirnya wafat di pengasingan. Sumber: biografi-biodata-profile.blogspot.com


Pangeran Diponegoro
Pangeran Diponegoro lahir di Yogyakarta, 11 November 1785 – meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 8 Januari 1855 pada umur 69 tahun.

Latar Belakang Perang Diponegoro
Perang Diponegoro (Inggris:The Java War, Belanda: De Java Oorlog), adalah perang besar dan berlangsung selama lima tahun (1825-1830) yang terjadi di hampir seluruh Jawa antara pasukan penjajah Belanda di bawah pimpinan Jendral De Kock melawan penduduk pribumi yang dipimpin seorang pangeran Yogyakarta bernama Pangeran Diponegoro.
Perang Diponegoro berawal ketika pihak Belanda memasang patok di tanah milik Diponegoro di desa Tegalrejo unduk dibuat jalan. Saat itu, beliau memang sudah muak dengan kelakuan Belanda yang tidak menghargai adat istiadat setempat dan sangat mengeksploitasi rakyat dengan pembebanan pajak.
Perang Diponegoro merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda selama menjajah Hinda Belanda. Peperangan ini melibatkan seluruh wilayah Jawa, maka disebutlah perang ini sebagai Perang Jawa. Setelah kekalahannya dalam Perang Napoleon di Eropa, pemerintah Belanda yang berada dalam kesulitan ekonomi berusaha menutup kekosongan kas mereka dengan memberlakukan berbagai pajak di wilayah jajahannya, termasuk di Hindia Belanda. Dokumen-dokumen Belanda yang dikutip para ahli sejarah, disebutkan bahwa sekitar 200.000 jiwa rakyat yang terenggut. Sementara itu di pihak serdadu Belanda, korban tewas berjumlah 8.000.

Penangkapan dan pengasingan

Pada tanggal 28 Maret 1830 Diponegoro menemui Jenderal de Kock di Magelang. De Kock memaksa mengadakan perundingan dan mendesak Diponegoro agar menghentikan perang. Permintaan itu ditolak Diponegoro. Tetapi Belanda telah menyiapkan penyergapan dengan teliti. Ternyata perundingan itu hanya cara supaya Belanda dapat menangkap Diponegoro. Tanggal 11 April 1830 ia dibawa ke Batavia dan ditawan di Stadhuis (sekarang gedung Museum Fatahillah). Tanggal 3 Mei 1830 Diponegoro dan rombongan diberangkatkan dengan kapal Pollux ke Manado dan ditawan di benteng Amsterdam di Makassar, Sulawesi Selatan. Pada tanggal 8 Januari 1855 Diponegoro wafat dan dimakamkan di kampung Jawa, Makassar.
Sumber:

Membandingkan dua teks

Keterangan
Tokoh 1
Tokoh 2
Nama


Tempat dan waktu perjuangan



Latar belakang perang




Cara tokoh tertangkap




Alasan kedua tokoh disebut sebagai pahlawan




Hal yang kupelajari dari peristiwa sejarah tersebut. (dua hal)








Membaca puisi

PAHLAWAN TAK DIKENAL
Toto Sudarto Bahtiar

Sepuluh  tahun yang lalu dia terbaring
tetapi bukan tidur, sayang
sebuah lubang peluru bundar di dadanya
senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

dia tak ingat bila mana dia datang
kedua lengannya memeluk senapan
dia tidak tahu untuk siapa dia datang
kemudian terbaring, tapi bukan tidur sayang

wajah sunyi setengah tengadah
menangkap sepi pandang senja
dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu
dia masih sangat muda

hari itu 10 November, hujanpun mulai turun
orang-orang ingin kembali memandangnya
sambil merangkai karangan bunga
tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya

sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
tetapi bukan tidur, sayang
sebuah peluru bundar di dadanya
senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda
000

DIPONEGORO
Chairil Anwar

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum jadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.


MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.

MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sungguh pun jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju
Serbu
Serang
Terjang

000

PEMUDA UNTUK PERUBAHAN
Ananda Rezky Wibowo

Indonesia Menangis
bahkan tercabik
dengan hebatnya penguasanya korupsi
tak peduli rakyatnya mengemis

Kesejahteraan tinggallah angan
keadilan hanyalah khayal
kemerdekaan telah terjajah
yang tersisah hanya kebodohan

Indonesiaku, Indonesia kalian
jangan hanya tinggal diam kawan
mari bersatu ambil peranan
sebagai pemuda untuk perubahan...


Meringkas

Nama: _______________                                                              Kelas: ______
Tanggal: _____________

Berkunjung ke Museum Perjuangan

Pagi itu, semua anggota Sahabat Alam bersiap melakukan sebuah petualangan  baru. Sahabat Alam akan pergi bersama Siti, Udin, dan ayah Udin, Pak Rahmat mengunjungi Museum Perjuangan Indonesia yang berada di ibu kota kabupaten.
“Aku senang belajar sejarah. Apalagi tentang sejarah negara kita,” ujar Siti.
“Aku mengagumi ketangguhan dan ketabahan masyarakat kita pada masa lalu. Berbekal kekuatan seadanya, mereka berjuang terus-menerus berusaha mengusir penjajah,” sahut Dayu.
“Kalau aku belum pernah ke museum perjuangan, jadi aku ingin tahu sejarah negara kita di masa lalu,” kata Beni
“Kalau demikian, tepat sekali jika kali ini kita akan mengunjungi Museum Perjuangan Indonesia. Museum itu memberikan banyak informasi yang menarik bagi kita,” sahut Pak Rahmat, ayah Udin, menimpali perbincangan mereka. Menjelang siang, rombongan mereka tiba di museum. Ternyata cukup banyak pengunjung lain yang datang.
“Anak-anak, kita akan melihat diorama dan foto-foto tentang kehidupan sosial
dan ekonomi masyarakat Indonesia di sekitar awal tahun 1900-an. Pada saat itu Belanda sudah cukup lama menjajah negara kita dan membangun banyak fasilitas dan infrastruktur yang mereka perlukan. Belanda bahkan mempengaruhi pola pikir dan kebudayaan masyarakat kita untuk memudahkan mereka menguasai bumi dan manusia Indonesia pada masa itu,” jelas Pak Rahman.
”Lihatlah foto yang berjudul "Tanam Paksa" itu. Luas sekali, ya, perkebunanannya.
Apakah yang mereka tanam pada masa itu?” tanya Beni.
“Di sini tertulis mereka menanam segala jenis rempah-rempah yang merupakan komoditas yang sangat mahal pada saat itu,” kata Udin
“Sebagian besar rakyat Indonesia pada masa itu memang petani. Tanah Indonesia yang sangat subur, merupakan surga bagi pencari rempah-rempah” sahut
Beni.
“Dari foto yang satu ini, sepertinya banyak juga pemuda Indonesia yang bersekolah pada masa itu,” kata Siti.
“Pihak penjajah memang membuka sekolah-sekolah di beberapa tempat untuk orang Indonesia. Tujuan mereka mendirikan sekolah untuk orang Indonesia pada masa itu adalah agar tersedia cukup orang Indonesia yang memahami bahasa mereka dan bisa dijadikan pegawai untuk keperluan mereka selama menjajah di Indonesia,“  jelas Pak Rahmat.
“Namun, sepertinya ada beberapa dari anak-anak Indonesia yang memperoleh
pendidikan justru dapat menjadi guru, dokter, pengacara dan banyak lagi. Itu nampak dari foto ini,” kata Dayu.
“Benar, sekali! Merekalah pelopor perjuangan baru rakyat Indonesia. Mereka mendirikan sekolah-sekolah bagi anak bangsa. Mereka berusaha memajukan pendidikan bagi sebanyak mungkin anak Indonesia agar tercipta generasi yang lebih maju,” jawab Pak Rahmat.
“Sepertinya menurut gambar ini, semua yang telah dirusak dan dihancurkan
oleh penjajah pada masa itu” kata Beni.
“Sangat menarik. Bagaimana kalau kita membuat catatan tentang segala hal
menarik yang tadi kita bicarakan,” sahut Siti.
Buatlah ringkasan tentang kehidupan masyarakat pada masa penjajahan berdasarkan bacaan di atas.


____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

PR 5: Tanda petik/kalimat langsung (September 2015)

Nama:_________________                                                               Kelas : ________
Tanggal:_______________
Menggunakan Tanda Petik
            Tanda petik dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menandai petikan/kalimat   langsung.
Contoh:
                        1. Rizka bertanya, ”Mengapa bingung?”
                        2. “Aku tidak melamun.  Aku sedang bingung,”  kata Randi.

            Kalimat yang terdapat dalam tanda petik disebut kalimat langsung.
            Kalimat langsung adalah kalimat yang langsung diucapkan oleh pembicara.
Berilah tanda baca dengan tepat pada kalimat-kalimat berikut!
            1. Randi bertanya   apa yang harus kubuat
            2. Lihat bonus majalah anak-anak ini   seru Rizka
            3. Tidak perlu bingung   kata Rizka
            4. Buatlah hasta karya dengan kreasimu sendiri   perintah Bu Tining
            5. Randi berkata   aku tidak bingung lagi
            6. Bu Tining   bertanya siapa yang sudah selesai membuat hasta karya
            7. Saya teriak   Randi
            8. Kakak tidak bingung lagi   tanya Rizka sambil tersenyum
            9. Randi berseru   aku sudah dapat ide

          10. Mari kita coba   ajak Rizka

PR 4: Si Bungsu (Agustus 2015)

Nama: ____________________                                                                                        Kelas: ___

Bacalah dengan cermat!
Si Bungsu

Pada zaman dahulu, ada sepasang suami istri. Mereka adalah petani miskin. Mereka memunyai empat belas anak. Mereka sangat repot mengasuh dan memberi makan anak-anak mereka. Anak-anak mereka nakal, cerewet, dan rakus. Ada seorang anak mereka yang sangat baik, namanya si Bungsu. Suami istri itu sangat sayang padanya. Ia tidak nakal dan tidak rakus.

         Suatu hari suami istri itu berniat membuang anak-anak mereka kecuali si Bungsu. Suami istri itu mengajak semua anak mereka mencari buah di hutan. Mereka berangkat siang hari agar anak-anak kehilangan arah ketika hari telah gelap. Sepanjang jalan, si Bungsu membuang biji-biji jagung di hutan sebagai petunjuk arah kakak-kakaknya. Akan tetapi, biji-biji jagung itu habis dimakan burung. Kakak-kakak Si Bungsu tersesat.
           Esoknya kakak-kakak si Bungsu mendatangi rumah keluarga raksasa. Kakak-kakak si Bungsu boleh tinggal di rumah raksasa, tetapi harus bekerja keras.
           Si Bungsu hidup bersama orang tuanya. Ia tumbuh menjadi gadis cantik dan baik hati. Seorang raja muda menjadikannya sebagai permaisuri.
         Suatu hari, musuh menjajah kerajaan si Bungsu. Sang raja meminta bantuan kepada raksasa. Ia menyuruh anak buahnya yang kuat untuk menyerang musuh. Musuh akhirnya kalah. Ketiga belas anak buah raksasa itu menghadap sang raja. Ketika mereka menghadap raja, si Bungsu terkejut. Ketiga belas anak buah raksasa itu ternyata kakak-kakaknya. Mereka saling berpelukan dan terharu.
Cerita rakyat dari Jawa Tengah

Berdasarkan cerita rakyat yang sudah kamu simak, cobalah menjawab pertanyaan ini!

1.       Sebutkah tokoh-tokoh dalam cerita Si Bungsu?
…………………………………………………………………………………………………………
2.       Tulis sifat-sifat si Bungsu yang terdapat di paragraf kedua!
…………………………………………………………………………………………………………
3.       Mengapa si Bungsu membuang biji-biji jagung di hutan?
…………………………………………………………………………………………………………
4.       Rumah siapakah yang didatangi kakak-kakak si Bungsu di hutan?
…………………………………………………………………………………………………………
5.       Mengapa si Bungsu terkejut melihat anak buah raksasa?

…………………………………………………………………………………………………………

PR 3. Anyer panarukan

Nama: ____________________                                                  Kelas: ____
Jalan Anyer - Panarukan
Pembangunan jalan Daendels dari Anyer (Banten) sampai Panarukan (Jawa Timur) sejauh 1000 km pada tahun 1809 – 1810 bertujuan untuk mempercepat tibanya surat-surat yang dikirim di antara Anyer hingga Panarukan atau sebagai jalan pos. Jalan Raya Pos awalnya dibangun untuk pertahanan militer Belanda pada masa itu. Jalan Anyer-Panarukan ini juga digunakan Belanda untuk menunjang sistem tanam paksa yang saat itu sedang diterapkan kolonial Belanda. Dengan adanya jalan ini, hasil bumi lebih mudah dikirim ke pelabuhan seperti pelabuhan Cirebon untuk selanjutnya dibawa ke negeri kincir angin (Belanda).

          Jalan ini juga memperpendek waktu tempuh perjalanan darat dari Surabaya ke Batavia yang sebelumnya ditempuh 40 hari hingga bisa dipersingkat menjadi tujuh hari.
          Pada saat itu rakyat masih mau menghimpun kekuatan untuk melaksanakan perintah paksa Daendles, namun setelah terjangitnya penyakit malaria dan banyak yang tewas, maka rakyat menghentikan bantuannya. Walaupun demikian Daendels semakin keras menghadapi rakyat, ia tidak segan-segan memerintahkan tentaranya menembak mati rakyat yang lalai atau tidak mau bekerja dalam pembuatan jalan apapun alasannya. Banyak korban yang meninggal karena para pribumi banyak yang menolak untuk bekerja, melakukan perlawanan, sakit, dsb.
Dengan tangan besinya, jalan itu diselesaikan hanya dalam waktu setahun saja. Suatu prestasi yang luar biasa pada zamannya. Karena itulah nama Daendels dan Jalan Raya Pos dikenal dan mendunia hingga kini. Namun, semua itu harus dibayar dengan darah, air mata, bahkan nyawa rakyat Indonesia. Sedikitnya ada 24.000 korban meninggal hingga pembangunan jalan selesai. Jumlah tersebut belum termasuk jumlah korban yang tidak terdata.                                                          


Peristiwa Cadas Pangeran
Rakyat Sumedang, Jawa Barat pun menjadi korban kerja paksa (rodi) Belanda, banyak rakyat menjadi korban akibat sulitnya medan jalan yang dibuat, rakyat dipaksa untuk menembus bukit cadas dengan peralatan seadanya. Pembangunan jalan pun tidak selesai pada waktunya. Daendels meminta bupati agar rakyat dikerahkan habis-habisan untuk menyelesaikan, Pangeran Kusumadinata menolak karena tidak tega melihat rakyatnya menderita. Ia ingin menyelamatkan rakyatnya dari kesengsaraan.
Ketika Daendels memeriksa pembuatan jalan tersebut, Pangeran Kusumadinata menunggunya. Sewaktu Daendels menyodorkan tangan kanannya untuk mengajak bersalaman, Pangeran Kusumadinata menyambutnya dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan memegang keris Nagasasra siap menghadapi segala kemungkinan, semula Daendels marah karena sikap bupati dianggap kurang ajar. Akan tetapi setelah mendengar penjelasan dari Pangeran Kusumadinata bahwa ia berani membantah perintahnya (simbolis ditunjukan dengan menyalami memakai tangan kiri) demi membela rakyatnya yang menjadi korban kerja paksa Daendels,  Daendels pun salut atas keberanian Pangeran Kusumadinata. Akhirnya Daendels merintahkan pasukan zeni Belanda untuk membantu menyelesaikan pembuatan jalan. Peristiwa ini  membuat daerah itu disebut “Cadas Pangeran”.

Jawab pertanyaan berikut!
1.    Tulis dua tujuan pembangunan jalan Anyer – Panarukan!
_________________________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________
2.    Apa akibat pemaksaan Daendels pada rakyat Indonesia?
_________________________________________________________________________________________________________________________________
3.    Mengapa Pangeran Kusumadinata menentang perintah Daendels?
_________________________________________________________________________________________________________________________________
4.    Apa tujuan Pangeran Kusumadinata menentang perintah Daendels?
_________________________________________________________________________________________________________________________________
5.    Apakah sikap Pangeran Kusumadinata bisa disebut sikap pahlawan? Mengapa?

_________________________________________________________________________________________________________________________________