Nama:
____________________ Kelas:
____
Jalan Anyer - Panarukan
Pembangunan jalan Daendels dari Anyer
(Banten) sampai Panarukan (Jawa Timur) sejauh 1000 km pada tahun 1809 – 1810
bertujuan untuk mempercepat tibanya surat-surat yang dikirim di antara Anyer hingga Panarukan atau sebagai jalan
pos. Jalan Raya Pos awalnya dibangun untuk
pertahanan militer Belanda pada masa itu. Jalan Anyer-Panarukan ini juga
digunakan Belanda untuk menunjang sistem tanam paksa yang saat itu sedang
diterapkan kolonial Belanda. Dengan adanya jalan ini, hasil bumi lebih
mudah dikirim ke pelabuhan seperti pelabuhan Cirebon untuk
selanjutnya dibawa ke negeri kincir angin (Belanda).
Jalan ini juga memperpendek waktu tempuh perjalanan darat dari Surabaya ke Batavia yang sebelumnya ditempuh 40 hari hingga bisa dipersingkat menjadi tujuh hari.
Pada saat itu rakyat masih mau menghimpun kekuatan untuk melaksanakan perintah paksa Daendles, namun setelah terjangitnya penyakit malaria dan banyak yang tewas, maka rakyat menghentikan bantuannya. Walaupun demikian Daendels semakin keras menghadapi rakyat, ia tidak segan-segan memerintahkan tentaranya menembak mati rakyat yang lalai atau tidak mau bekerja dalam pembuatan jalan apapun alasannya. Banyak korban yang meninggal karena para pribumi banyak yang menolak untuk bekerja, melakukan perlawanan, sakit, dsb.
Dengan tangan
besinya, jalan itu diselesaikan hanya
dalam waktu setahun saja. Suatu prestasi
yang luar biasa pada zamannya. Karena itulah nama Daendels dan Jalan Raya Pos
dikenal dan mendunia hingga kini. Namun, semua itu harus dibayar dengan darah,
air mata, bahkan nyawa rakyat Indonesia. Sedikitnya
ada 24.000 korban meninggal hingga pembangunan jalan selesai.
Jumlah tersebut belum termasuk jumlah korban yang tidak terdata.
Peristiwa Cadas Pangeran
Rakyat Sumedang, Jawa Barat pun menjadi korban kerja paksa
(rodi)
Belanda, banyak rakyat menjadi korban akibat sulitnya medan jalan yang dibuat,
rakyat dipaksa untuk menembus bukit cadas dengan peralatan seadanya.
Pembangunan jalan pun tidak selesai pada waktunya. Daendels meminta bupati agar
rakyat dikerahkan habis-habisan untuk menyelesaikan, Pangeran Kusumadinata menolak
karena tidak tega melihat rakyatnya menderita.
Ia ingin menyelamatkan rakyatnya dari kesengsaraan.
Ketika Daendels
memeriksa pembuatan jalan tersebut, Pangeran Kusumadinata menunggunya. Sewaktu
Daendels menyodorkan tangan kanannya untuk mengajak bersalaman,
Pangeran Kusumadinata menyambutnya dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan memegang
keris Nagasasra siap menghadapi segala kemungkinan, semula Daendels marah
karena sikap bupati dianggap kurang ajar. Akan tetapi setelah mendengar
penjelasan dari Pangeran Kusumadinata bahwa ia berani membantah perintahnya
(simbolis ditunjukan dengan menyalami memakai tangan kiri) demi membela
rakyatnya yang menjadi korban kerja paksa Daendels, Daendels pun salut atas keberanian Pangeran
Kusumadinata. Akhirnya Daendels merintahkan pasukan zeni Belanda untuk membantu
menyelesaikan pembuatan jalan. Peristiwa ini membuat daerah itu disebut “Cadas Pangeran”.
Jawab pertanyaan berikut!
1. Tulis dua
tujuan pembangunan jalan Anyer – Panarukan!
_________________________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________
2. Apa akibat
pemaksaan Daendels pada rakyat Indonesia?
_________________________________________________________________________________________________________________________________
3. Mengapa
Pangeran Kusumadinata menentang perintah Daendels?
_________________________________________________________________________________________________________________________________
4. Apa tujuan
Pangeran Kusumadinata menentang perintah Daendels?
_________________________________________________________________________________________________________________________________
5. Apakah sikap
Pangeran Kusumadinata bisa disebut sikap pahlawan? Mengapa?
_________________________________________________________________________________________________________________________________
No comments:
Post a Comment