Monday, August 31, 2015

Membaca puisi

PAHLAWAN TAK DIKENAL
Toto Sudarto Bahtiar

Sepuluh  tahun yang lalu dia terbaring
tetapi bukan tidur, sayang
sebuah lubang peluru bundar di dadanya
senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

dia tak ingat bila mana dia datang
kedua lengannya memeluk senapan
dia tidak tahu untuk siapa dia datang
kemudian terbaring, tapi bukan tidur sayang

wajah sunyi setengah tengadah
menangkap sepi pandang senja
dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu
dia masih sangat muda

hari itu 10 November, hujanpun mulai turun
orang-orang ingin kembali memandangnya
sambil merangkai karangan bunga
tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya

sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
tetapi bukan tidur, sayang
sebuah peluru bundar di dadanya
senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda
000

DIPONEGORO
Chairil Anwar

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum jadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.


MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.

MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sungguh pun jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju
Serbu
Serang
Terjang

000

PEMUDA UNTUK PERUBAHAN
Ananda Rezky Wibowo

Indonesia Menangis
bahkan tercabik
dengan hebatnya penguasanya korupsi
tak peduli rakyatnya mengemis

Kesejahteraan tinggallah angan
keadilan hanyalah khayal
kemerdekaan telah terjajah
yang tersisah hanya kebodohan

Indonesiaku, Indonesia kalian
jangan hanya tinggal diam kawan
mari bersatu ambil peranan
sebagai pemuda untuk perubahan...


No comments:

Post a Comment