Nama:
_______________ Kelas:
______
Tanggal:
_____________
Berkunjung ke Museum Perjuangan
Pagi itu, semua anggota Sahabat Alam bersiap melakukan sebuah
petualangan baru. Sahabat
Alam akan pergi bersama Siti, Udin, dan ayah Udin, Pak Rahmat mengunjungi
Museum Perjuangan Indonesia yang berada di ibu kota kabupaten.
“Aku senang belajar sejarah. Apalagi tentang sejarah negara
kita,” ujar Siti.
“Aku mengagumi ketangguhan dan ketabahan masyarakat kita pada
masa lalu. Berbekal kekuatan seadanya, mereka berjuang terus-menerus berusaha
mengusir penjajah,”
sahut Dayu.
“Kalau aku belum pernah ke museum perjuangan, jadi aku ingin
tahu sejarah negara kita di masa lalu,” kata Beni
“Kalau demikian, tepat sekali jika kali ini kita akan
mengunjungi Museum Perjuangan Indonesia. Museum itu memberikan banyak informasi
yang menarik bagi kita,” sahut Pak Rahmat, ayah Udin, menimpali perbincangan
mereka. Menjelang
siang, rombongan mereka tiba di museum. Ternyata cukup banyak pengunjung lain
yang datang.
“Anak-anak, kita akan melihat diorama dan foto-foto tentang
kehidupan sosial
dan
ekonomi masyarakat Indonesia di sekitar awal tahun 1900-an. Pada saat itu Belanda sudah
cukup lama menjajah negara kita dan membangun banyak fasilitas dan
infrastruktur yang mereka perlukan. Belanda bahkan mempengaruhi pola pikir dan kebudayaan
masyarakat kita untuk memudahkan mereka menguasai bumi dan manusia
Indonesia pada masa itu,” jelas Pak Rahman.
”Lihatlah foto yang berjudul "Tanam Paksa" itu. Luas
sekali, ya, perkebunanannya.
Apakah yang mereka tanam pada masa itu?” tanya Beni.
“Di sini tertulis mereka menanam segala jenis rempah-rempah yang
merupakan komoditas yang sangat mahal pada saat itu,” kata Udin
“Sebagian besar rakyat Indonesia pada masa itu memang petani.
Tanah Indonesia yang
sangat subur, merupakan surga bagi pencari rempah-rempah” sahut
Beni.
“Dari foto yang satu ini, sepertinya banyak juga pemuda
Indonesia yang bersekolah pada masa itu,” kata Siti.
“Pihak penjajah memang membuka sekolah-sekolah di beberapa
tempat untuk orang
Indonesia. Tujuan mereka mendirikan sekolah untuk orang Indonesia pada masa itu
adalah agar tersedia cukup orang Indonesia yang memahami bahasa mereka dan
bisa dijadikan pegawai untuk keperluan mereka selama menjajah di Indonesia,“ jelas Pak Rahmat.
“Namun, sepertinya ada beberapa dari anak-anak Indonesia yang
memperoleh
pendidikan justru dapat menjadi guru, dokter, pengacara dan
banyak lagi. Itu nampak dari foto ini,” kata Dayu.
“Benar, sekali! Merekalah pelopor perjuangan baru rakyat
Indonesia. Mereka mendirikan sekolah-sekolah bagi anak bangsa. Mereka berusaha
memajukan pendidikan bagi sebanyak mungkin anak Indonesia agar tercipta
generasi yang lebih maju,” jawab Pak Rahmat.
“Sepertinya menurut gambar ini, semua yang telah dirusak dan
dihancurkan
oleh
penjajah pada masa itu” kata Beni.
“Sangat menarik. Bagaimana kalau kita membuat catatan tentang
segala hal
menarik yang
tadi kita bicarakan,” sahut Siti.
Buatlah ringkasan tentang kehidupan
masyarakat pada masa penjajahan berdasarkan
bacaan di atas.
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
No comments:
Post a Comment