Tuesday, August 28, 2018

Perbandingan cerita Cut Nyak Din dan Pangeran Diponegoro - Agustus 2018



Nama:  _____________                                                                                                                                Kelas: ___
Tanggal: ____________
Bandingkan dua tokoh berikut. Cari lima hal penting yang bisa dibandingkan.

Cut Nyak Din
Image result for cut nyak dhienUntuk mendapatkan kekayaan alam, Belanda menduduki daerah Siak. Akibat dari Perjanjian Siak 1858, Sultan Ismail menyerahkan daerah Deli, Langkat, Asahan, dan Serdang kepada Belanda.
Salah satu tokoh yang melawan Belanda adalah Cut Nyak Din. Cut Nyak Din lahir di Lampadang Provinsi Aceh tahun 1850 dan wafat dalam pengasingan di Sumedang Jawa Barat 6 November 1908. Cut Nyak Din menikah pada usia 12 tahun dengan Teuku Cik Ibrahim Lamnga. Namun pada suatu pertempuran di Gletarum, Juni 1878, sang suami Teuku Ibrahim gugur. Cut Nyak Din akhirnya menikah kembali dengan Teuku Umar tahun 1880 yang juga seorang pejuang Aceh. Dalam perjuangannya Teuku Umar berpura-pura bekerjasama dengan Belanda sebagai taktik untuk memperoleh senjata dan perlengkapan perang lainnya. Sementara itu Cut Nyak Din berjuang melawan Belanda di kampung halaman Teuku Umar.
Untuk mengalahkan pertahanan dan perlawan Aceh, Belanda memakai tenaga ahli Dr. Christiaan Snouck Hurgronje yang menyamar selama 2 tahun di pedalaman Aceh untuk meneliti kebudayaan Aceh. Hasil penelitiannya dipakai untuk mengalahkan orang Aceh, misalnya para ulama harus dikalahkan.
Perjuangannya yang berat dengan bergerilya keluar masuk hutan membuat kondisi pasukan dan kesehatannya mengkhawatirkan. Merasa kasihan dengan kondisi pimpinannya, para pengawal Cut Nyak Dien akhirnya membuat kesepakatan dengan Belanda bahwa Cut Nyak Dien boleh ditangkap dengan catatan diperlakukan secara terhormat dan bukan sebagai penjahat perang. Setelah menjadi tawanan, ia diasingkan di Sumedang Jawa Barat tanggal 11 Desember 1905. Cut Nyak Dien akhirnya wafat di pengasingan.
Sumber: biografi-biodata-profile.blogspot.com
Pangeran Diponegoro
Image result for pangeran diponegoroPangeran Diponegoro lahir di Yogyakarta, 11 November 1785 – meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 8 Januari 1855 pada umur 69 tahun.
Perang Diponegoro (Inggris:The Java War), adalah perang besar dan berlangsung selama lima tahun (1825-1830) yang terjadi di hampir seluruh Jawa antara pasukan penjajah Belanda di bawah pimpinan Jendral De Kock melawan penduduk pribumi yang dipimpin seorang pangeran Yogyakarta bernama Pangeran Diponegoro.
Perang Diponegoro berawal ketika pihak Belanda memasang patok di tanah milik Diponegoro di Desa Tegalrejo untuk dibuat jalan. Saat itu, beliau memang sudah muak dengan kelakuan Belanda yang tidak menghargai adat istiadat setempat dan sangat mengeksploitasi rakyat dengan pembebanan pajak.
Perang Diponegoro merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda selama menjajah Hindia Belanda. Peperangan ini melibatkan seluruh wilayah Jawa, maka disebutlah perang ini sebagai Perang Jawa. Dokumen-dokumen Belanda yang dikutip para ahli sejarah, disebutkan bahwa sekitar 200.000 jiwa rakyat yang terenggut. Sementara itu di pihak serdadu Belanda, korban tewas berjumlah 8.000.

Penangkapan dan pengasingan
Pada tanggal 28 Maret 1830 Diponegoro menemui Jenderal de Kock di Magelang. De Kock memaksa mengadakan perundingan dan mendesak Diponegoro agar menghentikan perang. Permintaan itu ditolak Diponegoro. Tetapi Belanda telah menyiapkan penyergapan dengan teliti. Ternyata perundingan itu hanya cara supaya Belanda dapat menangkap Diponegoro. Tanggal 11 April 1830 ia dibawa ke Batavia dan ditawan di Stadhuis (sekarang gedung Museum Fatahillah). Tanggal 3 Mei 1830 Diponegoro dan rombongan diberangkatkan dengan kapal Pollux ke Manado dan ditawan di benteng Amsterdam di Makassar, Sulawesi Selatan. Pada tanggal 8 Januari 1855 Diponegoro wafat dan dimakamkan di kampung Jawa, Makassar.
Sumber:

No comments:

Post a Comment