Peristiwa-Peristiwa pada Masa Pemerintahan
Kolonial Belanda
Pada tahun 1595, Belanda berangkat dari Eropa di bawah pimpinan
Cornelis de Houtman dan sampai di Indonesia pada tahun 1596 dengan mendarat di
Banten. Sejak pelayaran de Houtman, banyak berdiri perusahaan-perusahaan dagang
Belanda yang masing-masing memiliki kapal sendiri dan berlayar ke Indonesia.
Pembentukan VOC
Pedagang Belanda dengan didukung oleh pemerintahnya membentuk kongsi
dagang yang bernama VOC (Vereenidge Oostindische Compagnie) pada tanggal 20
Maret 1602.
Tujuan VOC di Indonesia antara lain sebagai berikut.
1. Menguasai pelabuhan-pelabuhan penting.
2. Menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
3. Melaksanakan monopoli perdagangan rempah-rempah.
Pengalihan Kekuasaan VOC kepada Kerajaan Belanda
Memasuki akhir abad ke-18, kejayaan VOC mulai merosot. Faktor
internal yang menyebabkan kemerosotan VOC adalah sebagai berikut.
1. Banyak pegawai VOC melakukan korupsi.
2. Sulitnya melakukan pengawasan terhadap daerah penguasaan VOC
yang sangat luas.
Faktor eksternal yang menyebabkan kemerosotan VOC adalah sebagai
berikut.
1. Meletusnya Revolusi Prancis menyebabkan Belanda jatuh ke tangan
Prancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte.
2. Penentangan oleh rakyat Indonesia terhadap VOC dalam bentuk
peperangan yang banyak menyedot pembiayaan dan tenaga.
Pada tanggal 15 Januari 1808, Herman W. Daendels menerima
kekuasaan dari Gubernur Jenderal Weise. Daendels dibebani tugas mempertahankan Pulau
Jawa dari serangan Inggris karena Inggris telah menguasai daerah kekuasaan VOC
di Sumatra, Ambon, dan Banda.
Nama:
________________________ Kelas:
________
Sistem Tanam Paksa Pemerintah Kolonial
Belanda
Pada masa kepemimpinan Johanes Van Den Bosch, Belanda
memperkenalkan sistem tanam paksa. Sistem tanam paksa pertama kali diperkenalkan
di Jawa dan dikembangkan di daerah-daerah lain di luar Jawa. Di Sumatra Barat,
sistem tanam paksa dimulai sejak tahun 1847. Saat itu, penduduk yang telah lama
menanam kopi secara bebas dipaksa menanam kopi untuk diserahkan kepada
pemerintah kolonial. Sistem yang hampir sama juga dilaksanakan di tempat lain
seperti Minahasa, Lampung, dan Palembang. Kopi merupakan tanaman utama di
Sumatra Barat dan Minahasa. Adapun lada
merupakan tanaman utama di Lampung dan Palembang. Di Minahasa, kebijakan yang
sama kemudian juga berlaku pada tanaman kelapa.
Pelaksanaan tanam paksa banyak terjadi penyimpangan, di antaranya
sebagai berikut.
1. Jatah tanah untuk tanaman ekspor melebihi seperlima tanah
garapan, apalagi jika tanahnya subur.
2. Rakyat lebih banyak mencurahkan perhatian, tenaga, dan
waktunya untuk tanaman ekspor sehingga banyak yang tidak sempat mengerjakan
sawah dan ladang sendiri.
3. Rakyat yang tidak memiliki tanah harus bekerja melebihi 1/5
tahun.
4. Waktu pelaksanaan tanam paksa ternyata melebihi waktu tanam
padi (tiga bulan) sebab tanaman-tanaman perkebunan memerlukan perawatan terus-menerus.
5. Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak yang harus
dibayarkan kembali kepada rakyat ternyata tidak dikembalikan kepada rakyat.
6. Kegagalan panen tanaman wajib menjadi tanggung jawab
rakyat/petani.
Adanya penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan tanam paksa membawa akibat
yang memberatkan rakyat Indonesia. Akibat penyimpangan pelaksanaan tanam paksa
tersebut antara lain: banyak tanah terbengkalai sehingga panen gagal, rakyat
makin menderita, wabah penyakit merajalela, bahaya kelaparan melanda Cirebon
dan memaksa rakyat mengungsi ke
daerah lain untuk menyelamatkan diri. Kelaparan hebat juga
terjadi di Grobogan yang mengakibatkan banyak kematian sehingga jumlah penduduk
menurun tajam.
Tanam paksa yang diterapkan Belanda di Indonesia ternyata
mengakibatkan aksi penentangan. Berkat adanya kecaman dari berbagai pihak,
akhirnya pemerintah Belanda menghapus tanam paksa secara bertahap. Salah satu
tokoh Belanda yang menentang sistem tanam paksa adalah Douwes Dekker dengan
nama samaran Multatuli.
Dia menentang tanam paksa dengan mengarang buku berjudul Max Havelaar. Edward Douwes Dekker mengajukan tuntutan
kepada pemerintah kolonial Belanda untuk lebih memperhatikan kehidupan bangsa
Indonesia karena kejayaan negeri Belanda itu merupakan hasil tetesan keringat rakyat
Indonesia. Dia mengusulkan langkah-langkah untuk membalas budi baik bangsa
Indonesia. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.
a. Pendidikan (edukasi).
b. Membangun saluran pengairan (irigasi).
c. Memindahkan penduduk dari daerah yang padat ke daerah yang jarang
penduduknya (transmigrasi).
Pahamilah
bacaan di atas! Tuliskan informasi penting dalam bacaan ke dalam kolom-kolom
berikut dengan menggunakan prinsip: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan
bagaimana!
1. Siapakah yang memiliki ide tanam paksa dan siapa yang harus
mengerjakannya?
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
2. Apakah tanam paksa itu? ..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
3. Di manakah tanam paksa dilaksanakan?
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
3. Apa akibat tanam paksa?
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
No comments:
Post a Comment